Translate

Minggu, 15 Agustus 2010

Sayur Keong Purwokerto

Before, maaf banget yah, karena saya sempat vakum untuk beberapa hari.. :)
Trims untuk sobat blogger yang sudah setia berkunjung. Nah, di sela-sela hari libur ngeblog saya ini, saya menemukan sebuah makanan unik di salah satu acara televisi yang menampilkan wisata kuliner. Yup, sayur keong. Katanya sih, sayur ini menjadi trend setelah hadirnya lagu Keong Racun yang amat fenomenal di dunia maya. Sayur keong ini memang terbuat dari keong sawah. Di Bali, disebut kakul. Kalau saya sih hanya pernah nyobain sate kakulnya aja..



Cara memasak sayur keong sendiri terbilang sederhana. Tapi, tidak semua orang bisa melakukannya, karena ada cara-cara tertentu agar keong ini tak berbau amis.
Sebelum dimasak, keong-keong ini terlebih dulu dibersihkan selama tiga kali. Hal ini untuk menghilangkan lendir dan kotoran seperti lumpur dan lumut. Kemudian keong yang sudah bersih di rendam selama sehari semalam.

Sementara untuk bumbu, mulai dari bawang merah, cabe, hingga daun salam digunakan dalam pengolahan sayur ini. Bumbu-bumbu ini dihaluskan sebelum ditumis. Sementara keong yang sudah bersih dicampurkan dengan bumbu dalam wajan besar. Keong telah dibumbui ini, dimasak hingga selama satu jam. Hal ini agar daging keong lebih empuk.

Khamlani, pemilik warung sayur keong, warga Kauman Lama Kecamatan Purwokerto Timur ini setiap hari memasak dibantu istrinya. Setiap sore warungnya selalu diserbu warga. Bagi warga Purwokerto, keong yang mereka sebut dengan kraca, merupakan makanan wajib untuk berbuka puasa,sehingga menjelang sore mereka pun menyerbu warung ini.

Keong masakan Khamlani ini terbilang istimewa, sehingga banyak para pelanggan yang ketagihan. Selain memiliki rasa yang khas, keong atau kraca ini juga beraroma menyengat. Apalagi keong menjadi santapan yang harus tersedia saat berbuka puasa. Meski harga yang ditawarkan cukup mahal, yakni Rp20 ribu per kilogram, namun hal ini tak menyurutkan mereka untuk membelinya.

Cara memakan keong ini cukup unik yaitu dengan menggunakan lidi. Lidi tersebut dimasukan ke mulut rumah keong untuk mengait dagingnya. Jika sulit, bisa saja dengan cara menyedot langsung lewat pantat keong yang sudah dilubangi. Hemmmm… rasanya nikmat.

Hua, saya jadi pengen nyoba!



Enter your email address here, if you like Galeri Kuliner's articles. It will be send to your email for FREE!

Read Also:



Komentar :

ada 3 komentar ke “Sayur Keong Purwokerto”
Ibnu(dunia-klue) mengatakan...
pada hari 

Huukh lagi puasa begini..
Lihat post Sayur Keong Purwokerto
JAdi ngiler uey..slurp..slurp.. hehehehe
Salam kenal,mampir juga ke blog sederhana saya ^_^

Putra mengatakan...
pada hari 

lho itu kan saya tau daerahnya... kebetulan istriku kuliah di Onsoed PWT, ada lagi yang harus di coba disana selain kraca... coba bakso BOGEMnya juga lho... tak jamin enak... kalau soal seafood coba ke mang kribo... klo tempat nongkrong alias penikmat coffee silahkan ke Cafe Kaffein, yang umum masakan si ABG (ini juga tempat makan sekaligus nongkrong).. saya hafal daerah PWT karna cinta berawal disana ^_^ ... btw gimana ni kabar hoay? maen ke problema dan solusi ya....

trif09 mengatakan...
pada hari 

keong merupakan salah satu alternatif baru untuk lauk. Keong memiliki kandungan gizi sangat tinggi karena daging keong mengandung protein. Daging keong dapat diolah menjadi bahan makanan dengan teknik pengolahan yang tepat sebagaimana pengolahan daging bekicot yang sudah lazim dikonsumsi. Misalnya, daging keong bisa dibuat menjadi keripik, kerupuk, satu, tepung Dari segi kehalalan, daging keong tidaklah haram karena keong hidup pada satu alam. Pada pandangan fikih, hewan yang tidak bertulang belakang ini hidup di satu alam dianggap halal.Keong juga mengandung mikronutrien berupa mineral yakni kalsium yang berguna untuk tubuh manusia. Bila diolah dengan cara tepat, keong dapat menjadi sumber protein hewani yang berkualitas tinggi, meski berharga rendah di pasar tradisional. Bahkan daging keong jauh lebih murah dibanding daging ayam, kambing, kerbau dan daging sapi. hal ini tentu saja sangat perlu untuk diketahui, karena keong juga banyak terdapat di sawah, jadi tidak perlu membeli...

Posting Komentar

Please leave a comment here, but do not use "Anonim" as your user.
Thank you for visiting !

Galeri Kuliner's Owner

Foto saya
orang yang cinta dunia tulis menulis selain memasak :)

Ads Here

::Email or Google+::
nigaluhginanti@gmail.com

Found Me Here

:: Twitter ::
:: Facebook Page ::
Galeri Kuliner

Followers


Friends
Visitors
Site Info
Download
Info

Speak Up

 
This Blog is proudly powered by Blogger.com | Template by Angga Leo Putra